BANDARLAMPUNG- Pembenahan terus berlangsung di Rumah Sakit Umum Daerah H. Dr. Abdul Moeloek (RSUDAM), Bandar Lampung. Sejak 2015, satu persatu bangunan baru muncul hingga mengubah wajah rumah sakit rujukan ini. Targetnya, pada 2019 menjadi rumah sakit tipe A.
“Rumah sakit ini wajah Gubernur Lampung. Jadi, harus yang terbaik di Provinsi Lampung,” kata Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, beberapabwaktu lalu. Tekad menjadi menjadi yang terbaik, diwujudkan Gubernur Ridho dengan memercayakan persalinan anak ketiganya yang lahir 20 Februari 2017 di RSUDAM.
Pembenahan itu membuat RSDUAM berhak mendapat sertifikat rumah sakit tipe B sebagai rumah sakit pendidikan berdasarkan Akreditas Versi 2012. Penambahan fasilitas RSUDAM pada 2016 yakni gedung administrasi, ruang kebidanan Delima, ruang THT, mata, dan kemoterapi. Kemudian, rehabilitasi ruang intensive care unit (ICU) dari tujuh menjadi 21 kamar dan rehabilitasi ruang bedah dari delapan menjadi 12 ruangan.
Penambahan bagunan juga dilakukan di 2017. Menurut Gubernur, alokasi belanja sektor kesehatan dari total Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) mencapai 20,2%. “Ini bukti keseriusan pemerintah daerah dalam memperluas akses dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,” kata Ridho.
Dua gedung baru bakal mengubah penampilan RSUDAM yakni gedung rawat jalan berlantai empat dan gedung rawat anak. Menurut Gubernur, tampilan RSUDAM setiap tahun hingga 2022 bakal berubah menjadi rumah sakit terbesar dan terbaik di Lampung. “Pembenahan dilakukan agar lebih banyak ruang terbuka hijau. Kesan rumah sakit dibuat seperti taman yang sejuk,” kata Ridho.
Penampilan RSUDAM, kata Ridho, bakal seperti rumah sakit besar di kota besar lainnya. Dengan lahan seluas 8,5 hektare, RSUDAM dikembangkan tidak hanya yang terbesar juga terindah di Lampung, sehingga pas dengan semangat yang diusungnya yakni rumah sakit unggul dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian.
Dukungan Pemprov Lampung, menurut Direktur Utama RSUDAM, Hery Djoko Subandriyo, diwujudkan dengan peningkatan APBD. “Biasanya dana yang digelontorkan untuk RSUDAM berkisar Rp20 miliar hingga Rp30 miliar. Namun sejak 2015, jumlahnya meningkat tajam. Pada 2016, anggarannya bahkan naik hingga Rp149 miliar. Di 2017 ini, anggarannya tetap tinggi yakni Rp98 miliar, karena hanya dua penambahan dua bangunan,” kata Hery Djoko.
Peralatan medis milik RSUDAM, kata Hery, setara dengan rumah sakit besar bahkan ada beberapa yang setara dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Misalnya, alat besar seperti magnetic resonance imaging (MRI), CT-scan, peralatan operasi jantung, dan bedah syaraf. Totalnya, ada 148 peralatan baru untuk menunjang status sebagai rumah sakit rujukan dan rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Selain menambah peralatan, kata Hery, Pemprov Lampung juga meningkatkan pendidikan tujuh dokter konsultan. “Selain penambahan fasilitas, kami juga melengkapi dokter konsultan. Beberapa dokter spesialis yang dulu sempat tidak ada seperti onkologi, kini telah ada,” kata Hery.
Terpisah,Akhmad Sapri, Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas RSUDAM Lampung, saat dihubungi di Bandar Lampung, Rabu, (23/8/2017) menuturkan guna lebih meningkatkan pelayanan dan meningkatkan daya tampung pasien Rumah Sakut Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) melakukan pembangunan.
Ia mengatakan pembangunan itu bertujuan untuk menyatukan bagian rumah sakit sehingga membentuk leter U dan sudah berjalan setidaknya 5 bulan .
“Pembangunannya udah berjalan kira-kira 5 bulanan, itu juga bagian depan dan tengah di sambung jadi kayak leter U, ” katanya.
Dia menambahkan, bahwa para pekerja proyek pembangunan RSUDAM bekerja 24 jam untuk bangunan disisi dalam, sedangkan untuk bangunan sisi luar para pekerja hanya sampai pukul 5 sore.
“Banyak pekerja yang melembur dibagian tengah sampai malam hari kerjanya, mungkin kejar target, kalo bagian depan jam 5 mereka sudah pada mulai istirahat, ” tambahnya.