LAMPUNG UTARA (Andpost)- Program pembuatan sumur komunal oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Utara bukan mengentaskan dampak kemarau tetapi wilayahnya masih berpotensi mengalami kekeringan di musim kemarau ini.
BUktinya, sejumlah petani di desa sidomukti, Abung Timur, Lampung Utara. Sekitar 35 hektare yang dikelola oleh beberapa orang kelompok tani mengaku, sawahnya mengalami kekeringan.
Suparman, salah satu petani di daerah setempat mengatakan ?lahan pertanian milik kelompoknya dalam keadaan kering. Padahal, saat ini akan memasuki musim tanam. Tentunya persoalan air penting bagi tanaman padi.
"Kami inginnya pendistribusian air sampai ke lahan kami. Sebab, lahan sawah di RK 7, sudah tanam padi, tetapi air irigasi masih saja mengalir di tempat itu. Sedangkan di sawah kami belum dapat kebagian," kata,beberapa waktu lalu.
Menurutnya, benih padi sudah ditanam. Takutnya, benih tersebut akan puso, sehingga tidak bisa berbuah. Ini berarti modal yang dikeluarkan tidaklah sedikit," terang Parman. Ia meminta kepada pihak terkait, agar menyalurkan air irigasi segera ke lahan pesawahannya.
Sawahnya terdapat aliran irigasi. Namun, diduga karena tidak ada curah hujan yang mengakibatkan debitnya berkurang. Sementara, irigasi tersebut diperuntukkan bagi sejumlah kelompok tani lainnya.
"Jadi kami yang posisi sawahnya berada dibawah mengalami kurang mendapatkan pasokan air. Karena itu kami sangat mengharapkan agar secepatnya sawah kami dialiri air,"pinta warga RK III, desa Sidomukti, Abung Timur ini.
Dia memaparkan, tanaman padi berumur satu sampai dua bulan memerlukan air yang cukup, agar tanaman padinya subur.
Sedangkan saat tanaman padi sudah berusia cukup, meski hujan tidak memengaruhi kondisi tanaman. Bila pada usia awal tersebut air tidak mencukupi, dapat diperkirakan produksi padinya saat panen merosot tajam.
Sementara itu, Sugiyono selaku petugas Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) membenarkan kekurangan pasokan air di irigasi, akibat tidak adanya hujan.
Karena itu dengan memanfaatkan air yang ada, P3A menggunakan pola bergilir dalam mengaliri air diirigasi ke sejumlah sawah milik kelompok tani.
"Curah hujan rendah hingga debit air di irigasi berkurang. Makanya kami pakai pola bergilir. Dan semua sawah secara merata nantinya akan dapat air,"kata Sugiyono (*)
Suparman, salah satu petani di daerah setempat mengatakan ?lahan pertanian milik kelompoknya dalam keadaan kering. Padahal, saat ini akan memasuki musim tanam. Tentunya persoalan air penting bagi tanaman padi.
"Kami inginnya pendistribusian air sampai ke lahan kami. Sebab, lahan sawah di RK 7, sudah tanam padi, tetapi air irigasi masih saja mengalir di tempat itu. Sedangkan di sawah kami belum dapat kebagian," kata,beberapa waktu lalu.
Menurutnya, benih padi sudah ditanam. Takutnya, benih tersebut akan puso, sehingga tidak bisa berbuah. Ini berarti modal yang dikeluarkan tidaklah sedikit," terang Parman. Ia meminta kepada pihak terkait, agar menyalurkan air irigasi segera ke lahan pesawahannya.
Sawahnya terdapat aliran irigasi. Namun, diduga karena tidak ada curah hujan yang mengakibatkan debitnya berkurang. Sementara, irigasi tersebut diperuntukkan bagi sejumlah kelompok tani lainnya.
"Jadi kami yang posisi sawahnya berada dibawah mengalami kurang mendapatkan pasokan air. Karena itu kami sangat mengharapkan agar secepatnya sawah kami dialiri air,"pinta warga RK III, desa Sidomukti, Abung Timur ini.
Dia memaparkan, tanaman padi berumur satu sampai dua bulan memerlukan air yang cukup, agar tanaman padinya subur.
Sedangkan saat tanaman padi sudah berusia cukup, meski hujan tidak memengaruhi kondisi tanaman. Bila pada usia awal tersebut air tidak mencukupi, dapat diperkirakan produksi padinya saat panen merosot tajam.
Sementara itu, Sugiyono selaku petugas Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) membenarkan kekurangan pasokan air di irigasi, akibat tidak adanya hujan.
Karena itu dengan memanfaatkan air yang ada, P3A menggunakan pola bergilir dalam mengaliri air diirigasi ke sejumlah sawah milik kelompok tani.
"Curah hujan rendah hingga debit air di irigasi berkurang. Makanya kami pakai pola bergilir. Dan semua sawah secara merata nantinya akan dapat air,"kata Sugiyono (*)
0 Post a Comment/Comments:
Posting Komentar